Setelah Indonesia, Nissan Tutup Pabrik Perakitan di Filipina
Produsen mobil Jepang Nissan umumkan akan tutup operasional pabrik perakitannya di Filipina. Penutupan dilaksanakan sebagai sisi dari gagasan restrukturisasi perusahaan di penjuru dunia.
Departemen Perdagangan dan Perindustrian Filipina sampaikan, Nissan sudah memberikan laporan mengenai gagasan penutupan operasional pabrik perakitannya untuk mode Almera di Filipina. Menurut departemen itu, Nissan menjelaskan cara ini sesuai gagasan global group (perusahaan) untuk memaksimalkan produksi dan efektivitas operasional usaha di teritori Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
"Informasi Nissan untuk tutup operasional perakitannya di negara ini disesali, sebab semua perubahan ini makin memperlihatkan gentingnya keadaan industri kendaraan motor lokal," kata Menteri Perdagangan dan Perindustrian Filipina Ramon Lopez dalam sebuah pengakuan.
agen slot online terpercaya Menurut dia, cuman ada 133 pegawai perakitan yang akan terdampak oleh penutupan ini, ingat operasional marketing dan jaringan distribusi Nissan terus akan jual mobil yang di-import, khususnya dari Thailand dan Jepang.
Saat sebelum di Filipina, Nissan Motor Co, Ltd. sudah sah tutup pabrik perakitannya di Indonesia di akhir Mei 2020. Perusahaan nanti cuman akan fokus di pabrik Thailand sebagai pangkalan produksi tunggal di Asia Tenggara.
Nissan jadi produsen mobil ke-3 yang tutup operasinya di Filipina. Honda dan Isuzu sudah tutup operasinya pada 2020.
Lopez menjelaskan, Nissan sudah menimbang penutupan operasional pabrik perakitannya semenjak 2020 karena volume pemasaran yang semakin turun dan rendahnya market share Almera, seperti dikutip Xinhua, Jumat (22/1/2021). Di Filipina, pemasaran Nissan Almera yang ada pada range 4.500 unit cuman sebagai wakil 1 % dari keseluruhan pasar kendaraan.
Menurut Departemen Perdagangan dan Perindustrian Filipina, semenjak 2019, Nissan sudah tutup pabrik-pabriknya di Eropa, Amerika Serikat, dan beberapa negara berkembang, dan menghentikan lebih kurang 42.500 pekerjanya secara global.